Kamis, 28 Juli 2011

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA LAGU SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRODUKTIF SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA LAGU
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRODUKTIF SISWA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam kaitan ini, pembelajaran puisi bisa laksanakan melalui empat aspek keterampilan tersebut, sesuai dengan kemampuan yang diharapkan. Melalui aspek mendengarkan, berbicara, dan membaca, siswa diharapkan memiliki kemampuan reseptif terhadap sebuah karya puisi. Sedangkan melalui aspek menulis diharapkan siswa memiliki kemampuan produktif atau menghasilkan sebuah karya.
Dalam pembelajaran di sekolah kemampuan produktif secara umum kurang mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya. Proses pembelajaran tidak berlangsung secara utuh akibatnya siswa hanya sebatas mampu menikmati hasil karya orang lain tanpa mampu mengekspresikan ide dan perasaannya ke dalam bentuk nyata sebuah karya yang bisa dinikmati dan ditangkap pesannya oleh orang lain. Hal ini tentu saja tidak mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan yakni menggunakan berbagai kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman dalam kegiatan apresiatif yang menghasilkan transformasi karya sastra, kritik dan esai,
dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerita pendek, drama, serta transliterasi/transkripsi naskah lama berhuruf Arab Melayu.
Berdasarkan hasil refleksi penulis di SMA Negeri 1 Citeureup, pada umumnya siswa kurang tertarik, merasa takut, dan mengalami kesulitan jika belajar menulis puisi, sehingga siswa jarang yang berhasil menyelesaikan puisinya ketika pembelajaran berakhir. Kekurangtertarikan dan rasa takut siswa sangat dipengaruhi oleh cara guru dalam mengajar. Cara mengajar guru yang kurang bervariasi, cenderung konvensional dan masih mengandalkan ceramah tentang teori puisi membuat pembelajaran berlangsung membosankan dan tidak menarik. Rasa takut disuruh membacakan puisi di depan kelas merupakan faktor psikologis yang selanjutnya muncul dalam pembelajaran. Hal ini akan mempersulit siswa untuk secara produktif menghasilkan karya puisi. Padahal menurut Rachmat Joko Pradopo, “puisi selain memberi kenikmatan seni, puisi juga dapat memperkaya kehidupan batin, kehalusan budi bahkan juga sering membangkitkan semangat hidup yang menyala, mempertinggi rasa ketuhanan dan keimanan” (Pradopo, 2005:vi). Dengan kata lain, pembelajaran menulis puisi harus mampu memberikan makna bagi siswa dalam menghadapi kehidupan bersosialisasi dengan teman sebaya, orang tua, guru, dan orang lain. Oleh karena itu, puisi merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi kehidupan siswa.
Untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, diperlukan kreativitas guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sesuai dengan lingkungan dan media yang tersedia, sehingga dapat merangsang minat belajar siswa terhadap puisi dan siswa dapat menuangkan segala ide dan perasaannya dalam bentuk puisi tanpa rasa terpaksa dalam suasana yang menyenangkan. Salah satu bentuk media yang dapat dipergunakan untuk mengajarkan puisi adalah lagu.
Menilik karakteristiknya, lagu memiliki beberapa kesamaan dengan puisi. Dalam sebuah syair lagu memiliki diksi, majas, rima, dan bentuk topografi sebagaimana puisi. Lagu merupakan bentuk kemampuan produktif manusia dalam mengungkapkan ide dan perasaan. Selain itu, lagu merupakan hal yang sangat digemari oleh siswa di jenjang manapun. Hal ini sejalan dengan pendapat Orlova yang dikutip Sakdiyah dalam www.cybersastra.net yang ditulis tanggal 17 Maret 2002, menyebutkan lagu dianggap sebagai suatu alat yang efektif untuk pengajaran bahasa. Berdasarkan pengalaman penulis, minat siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan
lagu, relatif lebih tinggi karena pembelajaran dimulai dari sesuatu yang mereka senangi.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik memberikan rasa senang dan mampu mendorong siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan sehari-hari di lingkungannya adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan ini dapat mendorong siswa untuk belajar secara aktif di lingkungan yang nyata dalam sebuah masyarakat belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk mendeskripsikan tentang Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis Puisi Melalui Media Lagu sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Produktif Siswa.

1.2 Alasan Pemilihan Judul
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, banyak alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas sebagai upaya untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Namun terkadang hal itu hanya sebatas kerangka teori yang tidak pernah terealisasi dalam konteks belajar mengajar, sehingga pembelajaran berlangsung secara konvensional dan tidak menarik. Khusus dalam pembelajaran menulis puisi, biasanya siswa diberikan teori-teori tentang puisi. Setelah itu, guru membiarkan siswa membuat puisi lalu mengumpulkannya. Pembelajaran seperti itu dinilai kurang bermakna dan tidak menarik serta dapat menimbulkan rasa bosan.
Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengajarkan menulis puisi dengan penggunaan media lagu yang dikemas dengan pendekatan kontekstual, ternyata siswa kelas XI Program Bahasa lebih aktif, antusias, dan terlihat senang dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, penulis memandang bahwa hal ini patut dijadikan bahan tukar pengalaman dalam forum ini, demi penyempurnaan pembelajaran pada masa yang akan datang.



1.3 Batasan Penulisan
Mengingat begitu luasnya masalah pembelajaran puisi ini, maka penulis hanya akan membahas tentang pembelajaran jenis puisi bebas dalam mengungkapkan pengalaman siswa melalui media lagu dengan menggunakan pendekatan kontekstual berdasarkan pengalaman dalam mengajar Sastra Indonesia di kelas XI Program Bahasa SMA Negeri 1 Citeureup Kabupaten Bogor.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini untuk:
1. Memberikan gambaran tentang langkah-langkah pembelajaran menulis puisi melalui media lagu dengan menggunakan startegi kontekstual.
2. Menggali dan menemukan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran membuat puisi.
3. Melengkapi persyaratan dalam mengikuti lomba guru berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat.

1.5 Metode dan Sistematika Penulisan
1.5.1 Metode Penulisan
Penulis menggunakan metode deskriptif (descriptive method) untuk menyelesaikan tulisan ini. Data dan informasi diperoleh dari pengamatan penulis terhadap pembelajaran di dalam/diluar kelas, dan hasil refleksi pembelajaran, yang didukung beberapa buku yang berkaitan dengan hal ini.

15.2 Sistematika Penulisan
Adapaun sistematika penulisan yang penulis susun adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Alasan Pemilihan Judul
1.3 Batasan Penulisan
1.4 Tujuan Penulisan
1.5 Metode dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pendekatan Kontekstual
2.1.1 Pengertian Pendekatan Kontekstual
2.1.2 Prinsip Dasar Pembelajaran Kontekstual
2.2 Pengertian Puisi
2.3 Unsur-Unsur Puisi
2.4 Keterampilan Produktif
BAB III PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA LAGU
3.1 Langkah-Langkah Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis Puisi Melalui Media Lagu
3.2 Keunggulan Pengajaran Menulis Puisi Melalui media Lagu dengan Pendekatan Kontekstual
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
4.2 Saran

Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran

Lagu The NexT - Shofie

The Next Band